Langsung ke konten utama

Makanan Khas Kamboja yang Belum Pernah Saya Temukan di Indonesia








Makan makan sendiri .. oke stop nggak usah di terusin nyanyi. Foto selfi ECHI

Traveling isn’t only about carrying a rucksack, taking pictures, finding a new place, but also getting the taste and smell of the local food into the spirit of a new place.


Kurang lebih seperti itu sih makna traveling buat saya. Traveling itu nggak cuma ngomongin soal destinasi, tapi juga makanan khasnya. Entah enak atau enggak, bagi saya wajib banget cicipi makanan lokal. Supaya lidah saya kaya rasa, bukan cuma bisa nikmati enaknya nasi padang saja. 

Nah, waktu jalan-jalan ke Kamboja, misi utama saya pengen mencoba makanan khas Kambojafish amok. Saya sih nggak terlalu berekspektasi dengan rasa makanan lokal ini. Ya, karena setiap kali buka video street food di youtube, jarang sekali ada travel vlogger yang mereview makanan Kamboja. 



Selama beberapa hari di Kamboja tepatnya di Siem Reap, saya bisa cicipi beberapa menu makanan di bawah ini 

1. Semangkuk fish soup seharga 3 dollar yang saya makan dengan terburu-buru karena takut ditinggal bus 

Percayalah, sama-sama di Asia Tenggara, makanan Indonesia lebih enak. Foto oleh ECHI

Waktu itu, saya naik bus antar kota dari Phnom Penh ke Siem Reap. Nah, saat di tengah perjalanan, bus GIANT IBIS turun di salah satu rumah makan buat makan sore. Karena uang saku tipis, saya memilih semangkuk fish soup dan nasi putih. 

Sup ikan ini berisi daging ikan kakap putih, kuah, sereh, dan daun basil tersaji di depan meja saya. Buru-buru saya cicipi kuahnya. Maklum saja, ini adalah makanan berat pertama saya pada hari itu. 

Tasteless, adalah kata yang tepat buat mendiskripsikan kuah soup ikan ini. Padahal ekspektasi saya saat melihat gambar sih rasanya bakal gurih dengan bumbu yang pekat dan kuat. Ternyata kuahnya light banget dan kurang garam. Untung saja daging ikannya gurih dan lembut, jadi ya lumayan lah. 

Belum juga habis, supir bus sudah menyalakan mesin. Para penumpang yang duduk di seberang saya pun buru-buru beranjak dari kursi. Takut ditinggal, akhirnya saya sudahi saja makan soup ikan ini. Yah, sayang sekali, satu mangkuk sup ikan seharga 3dollar nggak habis dimakan. 


2. Nasi goreng Kamboja yang rasanya kalah jauh dari nasi goreng kaki lima dekat kost saya  

Nasi goreng 1 USD, gurih, lumayan enak, tapi berminyak banget. Curiganya nih, jangan-jangan pakai minyak babi. Foto oleh ECHI

Malam setibanya di Siem Reap, saya putuskan buat jalan-jalan cari makan. Karena sendirian dan belum tahu mau makan di mana, deretan rumah makan dan cafe di sekitar hostel jadi pilihan. 

"Hello, good evening lady, what can I help you?"
" Fried rice and lemon juice please " kata saya pada mbak-mbak waiters setelah melihat buku menunya

Ah, saya agak sedikit kaget dengan harga nasi goreng di warung makan ini. Satu piring besar nasi goreng yang bisa dimakan dua kali hanya dihargai 1 USD. Sedangkan di satu sisi, jus jeruk yang asem banget juga dihargai 1 USD. Duh, samaan banget sih harganya. Jodoh ya ...

Nasi gorengnya lumayan enak. Kalau kata saya kok lebih mirip nasi mentega ya. Ada potongan sayur dan ayam. Rasanya gurih banget. Nggak ada pedes-pedesnya. Makanya, saya bilang lebih enak nasi goreng langganan di dekat kost yang pedesnya mantep. 


3. Nom Pajok! Mie kuah lokal Kamboja dengan cita rasa yang unik banget

Sure, meski bentuknya kurang menarik (menurut saya), tapi soal rasa ,.. Enak kok. Foto oleh ECHI

Di pinggir jalan, para penjual menjajakan Nom Pajok diterangi lampu remang-remang. Samar-samar wajah penjual tersenyum manis menyapa saya dengan bahasa yang entah apa maksudnya. Saya cuma senyum. 

Kong, teman saya, memesan dua piring mie kuah dan air mineral. Wanita berusia 20 tahunan itu terlihat sibuk menyiapkan pesanan di antara meja kecil dan kompor. Tanpa gerobak, hanya beralaskan dingklik (bangku kecil). Tak lama mie kuah asli Kamboja datang juga. 

Kalau dilihat dari tampilan luarnya, jujur aja sih, Nom Pajok nggak menggugah selera. Nggak terlihat enak dah pokoknya. 

Saya mengaduk-aduk mie, penasaran, apa sih yang ada di dalamnya? Ternyata, mie kuah ini unik banget. Sayuran yang ada di dalamnya benar-benar nggak pernah Kamu temukan di mie rebus Indonesia khususnya di Jawa. Kacang panjang, bunga pohon pisang, batang bunga teratai, dan pepaya muda mentah tercampur dengan kuah kuning pekat dan mie beras. Lalu, ada kubis dan timun sebagai pelengkap.

Bukan cuma sayurnya doang yang unik, kuahnya pun juga. Kamu tahu rasanya opor ayam kan? Nah, kurang lebih seperti itulah rasanya, manis, gurih, ada rasa santan, dan beraroma kunyit. Namun bertekstur lebih kental. Meski aneh, tapi menurut saya, Nom Pajok ini enak. Belum pernah nemu mie kuah seperti ini. 

Kalau Kamu main-main ke Kamboja, jangan lupa mampir cicipi ya. Harga satu porsinya nggak sampe 1 dollar kok. Cuma 2000 real.

4. Nyicipin tumis batang bunga teratai, makanan yang nggak pernah saya bayangkan sebelumnya

Sayuran yang menurut saya absurd sekali. Foto oleh ECHI

Makanan ini saya pilih karena nggak sengaja dan bingung mau makan apa. Pagi itu, saya berjalan-jalan di Cha Psar cari oleh-oleh. Lalu, karena lapar, akhirnya kaki ini berhenti pada warung nasi campur yang menyajikan banyak menu di etalasenya. Mirip warung tegal kalau di Indonesia. Sepertinya enak. 

Susah sekali memesan makanan dengan bahasa Inggris. Saya cuma nunjuk-nunjuk sambil bilang, 

I dont eat pork. Chicken? Do you have chicken? 

Lalu, si ibu-ibu penjual tadi menawari saya sayuran berwarna putih, mirip tumis jamur yang dilengkapi dengan potongan daging ayam, tomat, dan cabai merah segar. Karena si ibu nggak punya daftar menu dan nggak tau mau makan apa, akhirnya saya iyakan saja tawarannya. Yang penting nggak makan babi aja sih.

Suapan pertama, saya coba meraba-raba sayur apakah ini? Teksturnya berongga nggak seperti jamur. Tapi, rasanya agak mirip jamur. Hmmm apa ya? ah, bodo amat, habiskan saja, yang penting makan dan kenyang. 

Setelahnya, barulah saya tahu kalau makanan yang saya makan adalah tumis batang bunga teratai. Hahahha ... 

Harganya 2 USD per porsi 

5. Satay barbecue dan lobster yang enak banget! 

Sukak satay dan lobsternya, sayang si lobster gak sempat dipotret. Terlalu bersemangat makannya! Foto oleh ECHI

Sebelum balik ke Phnom Penh dari Siem Reap, saya habiskan malam terakhir dengan makan satay barbecue dan lobster bersama seorang teman asal Tunisia. Memang sih, makanan ini bukan makanan lokal khas Kamboja, tapi tetap saya masukan karena lobster jadi makanan terenak saya selama di Siem Reap. Hehehhee

6. Jangkrik dan tarantula yang sudah bikin saya ketagihan

Tarantula goreng yang enak banget. Difotoin mas-mas Kamboja yang baik hatinya.

Dari semua makanan yang saya cicipi, jangkrik dan tarantula goreng jadi makanan paling "horror". Hiii... Ada yang pernah mencoba makanan ini? Coba deh, Kamu mungkin bakal ketagihan seperti saya. 



Saat memasukan tarantula goreng ke mulut, sejujurnya ada perasaan ngeri. Serem aja sih lihat wujudnya. Tapi, setelah kunyahan pertama, ada dorongan buat terus mengunyah. Kok lama-lama enak juga ya. Gurih, manis, dan kerasa bumbu bawangnya. Satu ekor tarantula goreng dihargai sebesar 2000 riel. 

***
Kamu mungkin bertanya-tanya, mana fish amok nya? Hahhaha... iya, niatnya sih pengen coba fish amok, tapi karena harga satu porsinya cukup mahal (sekitar 5-6 dollar) akhirnya saya putuskan untuk nggak mencicipinya. 


The tasty food is a food that can make you happy. If you enjoy your trip and find the tasty food there, then you completely have your perfect journey! 
- echi -  



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Kira Saya Orang Kamboja

"Khap au khun sap lap" Kamu tahu nggak apa artinya? Sama, saya juga nggak ngerti. Entah apa yang diucapkan si abang penjaga pos pemeriksaan tiket Angkor Wat ini. Saya cuma nyengir nggak jelas karena bingung mau respon gimana. Beruntung supir moto dop yang mengantarkan saya waktu itu bisa berbahasa inggris. Dia bantu menerjemahkannya dalam bahasa inggris. Ternyata, si abang penjaga tiket tadi berkata, "orang Kamboja kah??" Hahhahaha.. saya terkekeh lalu berkata "I am from Indonesia" Begini muka saya, katanya sih mirip orang Khmer. Eh,, ini foto diambil pas belum mandi jadi dekil gini.  Kata Kong, driver moto dop yang saya tumpangi, muka saya ini mirip banget sama cewek-cewek Kamboja. Bahkan menurutnya, pas pertama kali bertemu, saya dikira warga lokal yang mau liburan ke Angkor Wat. Sepanjang perjalanan dari pos pemeriksaan tiket menuju Angkor Wat, kami berdua banyak ngobrol tentang wajah saya yang mirip orang lokal hingga alasan kenapa

Hati-hati, Jangan Ketiduran Saat Naik Bus Dari Hatyai ke Kuala Lumpur

Kalau yang ini, bus yang saya naiki dari Phuket ke Hatyai. Foto berasal dari sini Kejadian ini memang sudah berlalu lama, tapi belum sempet nulis. Jadi nggak papa lah ya kalo saya tulis sekarang. Ceritannya nih, pengalaman ini saya alami saat jalan-jalan ke Malaysia, Singapura, dan Thailand. Baru pertama kali ke luar negeri, jadi pantas aja kalau keliatan norak , nggak “mudengan” , kagetan , dan gumunan . Termasuk bingung dengan sistem keluar masuk negara menggunakan bus internasional. Kalau kita naik pesawat kan gampang tuh, tinggal menuju bagian migrasi, lalu antri stempel. Udah ada alur yang jelas deh pokoknya. Nah, berhubung kali ini saya naik bus antar negara, saya bingung banget gimana sistem keluar masuk negara orang. Permasalahan pertama, sopir bus nggak ngasih tahu dengan jelas kalau kita akan masuk ke pos imigrasi. Dengan gayanya yang ala-ala mafia Hongkong, doi bilang gini nih  “you go down, I’ll wait you front”. Buseeett …. Doi ngomong pak

Begini Rasanya Bermalam di KLIA 2, Kuala Lumpur Malaysia

Nasi Lemak, ransel, jaket, coca cola, dan saya di food court KLIA2. Foto oleh ECHI  "Bisa ngelepasin sabuk pengamannya nggak? Sini saya bantu", kata mas-mas paruh baya yang duduk di sebelah saya  OMOOO.. OMOOO ...OMOOO... Jinjjaaa yooooooo .... *saya nggak ngerti kata ini artinya apaan* OhMaiGwad! Ya Tuhan.. malu bangettt saya. Kelakuan norak ini muncul lagi. Seketika itu juga muka saya memerah menahan malu. Njir, udah beberapa kali naik pesawat masih kesusahan ngelepas sabuk pengaman?  Padahal sudah sangat berhati-hati buat nggak ngelakuin hal yang malu-maluin, bersikap kalem, dan nggak panik, tapi tetep aja yee ada hal yang bikin malu mulu. Mungkin, ini efek solo backpacking buat pertama kali. Jadi, tabiat norak saya muncul secara otomatis. Gomawooo oppaaa.  Yes, ini adalah penerbangan perdana saya seorang diri. Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan  AK 387 mendarat dengan cantik pukul 11.30 malam waktu Kuala Lumpur. Tapi, tidak dengan saya. Keja