Langsung ke konten utama

Tersesat Sendirian di Phuket, Tanpa Internet dan Uang

Saya, sebelum terpisah dari dua teman lainnya. Foto diambil saat kunjungi Wat Chalong. Foto oleh Kak Alfha

Saya masih belum paham, sebenarnya Tuhan dulu menciptakan saya pakai ramuan apa sih? Kok sepertinya banyak banget kecerobohan yang saya lakuin.

Kali ini, saya tersesat di Phuket Thailand sendirian. Oke, saya memang nggak jalan-jalan sendirian. Ada dua teman saya yang menemani. Namun, sepertinya bertiga atau pun sendirian, kecerobohan dan teledor nggak bisa lepas dari tubuh saya.

Jadi, suatu siang yang panas banget, kami bertiga sepakat buat jalan-jalan ke Wat Calong, Big Buddha, dan Patong Beach. Saya naik motor sendirian, sedangkan dua teman saya berboncengan.

Perjalanan ke Wat Calong dan Big Buddha berjalan lancar. Meski tanpa gps, kami bertiga bisa sampai ke tujuan dengan selamat.

Tapi, masalah terjadi saat di tengah jalan menuju Patong Beach. Tiba-tiba, kedua teman saya nggak nampak. Saya menunggu cukup lama dipinggir jalan, Satu menit, lima menit, sepuluh menuh, lima belas menit. Nggak nongol juga.

Karena nggak nampak wujudnya, saya pikir mungkin mereka berdua sudah menuju lokasi tempat kita janjian, di Patong Beach. Ya udah, buru-buru saya naiki motor dream (vario). Ngarepnya, mereka berdua sudah menunggu di pinggir pantai.

Saya naik motor sendirian melewati jalanan Phuket yang panjang. Untung jalan raya menuju Patong Beach cukup lengang. Nggak begitu banyak kendaraan yang lalu lalang.

Sepanjang jalan saya amati lanskap alam Phuket. Jalan berkelok tanpa lubang, pemandangan bukit dan pantai yang menenangkan serasa di kampung halaman. Saya seperti bukan di Thailand. Ini malah mirip banget kayak di Bali.

Di tengah lamunan saya, tiba-tiba tersadar. Saya jalan-jalan sendirian di negeri orang hanya bermodalkan ponsel yang nggak ada internetnya. Parahnya lagi, saya lupa kalau saya nggak bawa uang sepeser pun. Semua dititipkan ke teman. Duh, cerobohnya saya.

Ya udah lah ya, saya cuma pasrah. Terus mengendarai motor matic sampai akhirnya tiba juga di Patong Beach. Di sana, saya celingukan kayak orang ilang nyari kedua temen saya. Udah panas, haus, pengen jajan banana crap, tapi nggak punya duit.

Beruntung, tangki bensin motor saya masih cukup untuk balik ke hostel. Terburuknya, saya masih balik sendiri.Pikir saya waktu itu.

Di saat yang terdesak kayak gini, yang harusnya saya lakuin cuma bersikap tenang dan berdoa. Udah itu aja, Kali ini bukan berdoa minta jodoh, tapi mohon dipertemukan dengan kedua teman saya.

Akhirnya saya putuskan buat nungguin mereka di spot yang paling mudah ditemukan. Berharap, setibanya di Patong Beach, mereka bisa langsung mengenali mahluk asing yang sebatang kara ini.

Saya parkir motor saya di tepi pantai. Tempat ini saya pilih karena nggak begitu banyak orang di sana. Ketika yang lain ramai-ramai bersama pasangan, teman, atau pun keluarga, saya cuma duduk di bawah pohon di tepi pantai seorang diri. Ngenes.

Bayangkan, nggak bisa mainan instagram, nggak bisa beli jajanan. Lalu, Kamu tahu apa yang saya lakukan? Cuma bengong ngeliat laut.

Cukup lama saya menunggu mereka. Setengah jam lebih kalau nggak salah, tapi mereka tak kunjung menampakan diri.

Lalu, tiba-tiba ponsel saya berdering. Buru-buru saya pencet tombol terima panggilan.

"Hallo,.. "

"Heh, Chi Kamu di mana? "

Suara yang begitu akrab di telinga ini terdengar ngomel-ngomel, sepertinya lagi cemas mengkhawatirkan saya. Hahhaha.. Alhamdulillah ya Tuhan saya ditemukan juga.

***

Untungnya, dewi fortuna masih bersama saya. Buat pelajaran aja sih, lain kali kalau lagi jalan-jalan dan harus terpisah karena bawa kendaraan sendiri-sendiri, pastikan ponselmu ada internetnya. Yang kedua, jangan pernah titipkan uang kepada teman. Peganglah uang sendiri. Karena kita nggak akan tahu apa yang kita butuhkan di perjalanan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mereka Kira Saya Orang Kamboja

"Khap au khun sap lap" Kamu tahu nggak apa artinya? Sama, saya juga nggak ngerti. Entah apa yang diucapkan si abang penjaga pos pemeriksaan tiket Angkor Wat ini. Saya cuma nyengir nggak jelas karena bingung mau respon gimana. Beruntung supir moto dop yang mengantarkan saya waktu itu bisa berbahasa inggris. Dia bantu menerjemahkannya dalam bahasa inggris. Ternyata, si abang penjaga tiket tadi berkata, "orang Kamboja kah??" Hahhahaha.. saya terkekeh lalu berkata "I am from Indonesia" Begini muka saya, katanya sih mirip orang Khmer. Eh,, ini foto diambil pas belum mandi jadi dekil gini.  Kata Kong, driver moto dop yang saya tumpangi, muka saya ini mirip banget sama cewek-cewek Kamboja. Bahkan menurutnya, pas pertama kali bertemu, saya dikira warga lokal yang mau liburan ke Angkor Wat. Sepanjang perjalanan dari pos pemeriksaan tiket menuju Angkor Wat, kami berdua banyak ngobrol tentang wajah saya yang mirip orang lokal hingga alasan kenapa

Hati-hati, Jangan Ketiduran Saat Naik Bus Dari Hatyai ke Kuala Lumpur

Kalau yang ini, bus yang saya naiki dari Phuket ke Hatyai. Foto berasal dari sini Kejadian ini memang sudah berlalu lama, tapi belum sempet nulis. Jadi nggak papa lah ya kalo saya tulis sekarang. Ceritannya nih, pengalaman ini saya alami saat jalan-jalan ke Malaysia, Singapura, dan Thailand. Baru pertama kali ke luar negeri, jadi pantas aja kalau keliatan norak , nggak “mudengan” , kagetan , dan gumunan . Termasuk bingung dengan sistem keluar masuk negara menggunakan bus internasional. Kalau kita naik pesawat kan gampang tuh, tinggal menuju bagian migrasi, lalu antri stempel. Udah ada alur yang jelas deh pokoknya. Nah, berhubung kali ini saya naik bus antar negara, saya bingung banget gimana sistem keluar masuk negara orang. Permasalahan pertama, sopir bus nggak ngasih tahu dengan jelas kalau kita akan masuk ke pos imigrasi. Dengan gayanya yang ala-ala mafia Hongkong, doi bilang gini nih  “you go down, I’ll wait you front”. Buseeett …. Doi ngomong pak

Begini Rasanya Bermalam di KLIA 2, Kuala Lumpur Malaysia

Nasi Lemak, ransel, jaket, coca cola, dan saya di food court KLIA2. Foto oleh ECHI  "Bisa ngelepasin sabuk pengamannya nggak? Sini saya bantu", kata mas-mas paruh baya yang duduk di sebelah saya  OMOOO.. OMOOO ...OMOOO... Jinjjaaa yooooooo .... *saya nggak ngerti kata ini artinya apaan* OhMaiGwad! Ya Tuhan.. malu bangettt saya. Kelakuan norak ini muncul lagi. Seketika itu juga muka saya memerah menahan malu. Njir, udah beberapa kali naik pesawat masih kesusahan ngelepas sabuk pengaman?  Padahal sudah sangat berhati-hati buat nggak ngelakuin hal yang malu-maluin, bersikap kalem, dan nggak panik, tapi tetep aja yee ada hal yang bikin malu mulu. Mungkin, ini efek solo backpacking buat pertama kali. Jadi, tabiat norak saya muncul secara otomatis. Gomawooo oppaaa.  Yes, ini adalah penerbangan perdana saya seorang diri. Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan  AK 387 mendarat dengan cantik pukul 11.30 malam waktu Kuala Lumpur. Tapi, tidak dengan saya. Keja